Makalah Pertumbuhan Madrasah Pada Periode Awal Sebelum Lahirnya Madrasah Nizhamiyah dan Madrasah Nizhamiyah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah
pendidikan Islam mencapai puncak kejayaan pada masa Abbasiyah dan Umayyah, ini
tidak terlepas dari keberhasilan para pakar pendidikan di masa itu. Bukti dari
keberhasilan tersebut telah dapat dirasakan oleh umat Islam dalam berbagai
bidang dan juga merupakan cikal bakal munculnya pencerahan di dunia Eropa.
Pelaksanaan pendidikan Islam pada masa
tersebut mengalami prioritas, dimulai dari tingkat sederhana hingga tingkat
tinggi. Dari yang dikelola oleh khalifah (pemerintah), seperti yang
dilaksanakan di rumah- rumah, kuttab-
kuttab, di masjid serta di madrasah. Dari sinilah mulanya para pelajar dan
sarjana muslim bahkan yang non sekalipun menuntut berbagai disiplin ilmu.
Di saat Abbasiyah mengalami kemunduran di
Baghdad (Abbasiyah kedua) menjadi kerajaan- kerajaan kecil dan berkuasanya
orang- orang Turki, masalah pendidikan tetap menjadi perhatian para khalifah
dan orang- orang kaya, sehingga pendidikan berhasil mencetak para pelajardan
sarjana sesuai dengan yang diharapkan. Di tiap Negara Islam pemerintah
membutuhkan pegawai- pegawai resmi (wazir) dalam menjalankan pemerintahan
Negara, untuk mendukung keinginan tersebut muncul system persekolahan
(madrasah).
Karena keterbatasan literatur dan luasnya
bidang kajian, maka penulis hanya bisa menghidangkan sekelumit tentang madrasah
Nizhamiyah dalam hal pembentukan, kurikulum, materi dan tokoh yang terkenal,
serta pengaruhnya. Pada akhir pembahasan diharapkan dapat lah kiranya kepada dosen pembimbing
memberi wejangan kritik dan saran guna kesempurnaan pada pembuatan makalah- makalah berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pertumbuhan Madrasah Pada Periode Awal Sebelum
Lahirnya Madrasah Nizhamiyah
A.
Latar Belakang Berdirinya Madrasah
Madrasah
merupakan isim makan dari “darasa”
yang berarti “tempat duduk untuk belajar”.[1]
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam, mulai didirikan sekitar abad ke-4 H
dan berkembang sekitar abad ke-5 H atau abad ke 10-11 M.
Pengertian asal dari kata “madrasah” menunjuk pada tempat duduk
untuk belajar. Namun, Istilah madrasah ini sekarang telah menyatu dengan
istilah sekolah atau perguruan. Pada umumnya, pemakaian kata madrasah dalam
arti sekolah, mempunyai konotasi khusus yaitu sekolah-sekolah agama Islam yang
berjenjang dari madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Dalam sejarah
pendidikan islam makna dari madrasah tersebut memegang peran penting sebagai
institusi belajar umat islam.
Terkait dengan sejarah munculnya madrasah, para ahli sejarah
berbeda pendapat tentang madrasah pertama yang berdiri. Para ahli tersebut
diantaranya adalah:
1.
Ali
al-Jumbulati (1994) sebelum abad ke-10 M dikatakan bahwa madrasah yang pertama
berdiri adalah madrasah al-Baihaqiah dikota Nisabur.
2.
Richard
Bulliet (1972) yang menemukan dalam dua abad sebelumnya berdirinya madrasah
Nizamiah telah berdiri madrasah di Nisapur, yaitu Madrasah Miyan Dahliya.
3.
Abdul
al-Al (1977) menjelaskan bahwa pada masa sultan Mahmud al- Ghaznawi (998-1020)
telah berdiri madrasah Sa’diyah.
4.
Naji
ma’ruf (1973) berpendapat bahwa madrasah pertama telah didirikan 165 tahun
sebelum berdiri madrasah Nizamiyyah yaitu sebuah madrasah dikawasan Khurasa. Ia
mengemukakan bukti di Tarikh al-Bukhori dijelaskan bahwa Ismail ibn Ahmad
memiliki madrasah yang dikunjungi oleh pelajar untuk melanjutkan pelajaran mereka.
Lahirnya lembaga Pendidikan formal dalam bentuk madrasah merupakan
pengembangan dari system pengajaran dan Pendidikan yang awalnya berlangsung di
masjid-masjid, motivasi lahirnya mendasari helahiran madrasah, yaitu selain
motivasi agama dan ekonomi juga
berkaitan dengan motivasi politik. Dengan berdirinya madrasah , maka pendidikan
islam memasuki periode baru.
B.
Kurikulum Pendidikan Islam Sebelum Berdirinya Madrasah
Kurikulum Pendidikan Islam sebelum adanya madrasah dapat di
kategorikan menjadi 3 bagian :
1.
Kurikulum
Pendidikan Rendah
Mata
pelajaran yang terdapat pada Pendidikan rendah adalah al-Qur`an, agama,
membaca, menulis dan syair. Kadang-kadang di tambah ilmu nahwu, cerita-cerita
dan belajar berenang. Adapula kurikulum yang berisi hafalan al-Qur`an dan
dasar-dasar pokok agama.[2]
2.
Kurikulum
Pendidikan Menengah
Kurikulum
tingkat menengah yaitu : Al-qur`an Fiqih, Tafsir, Hadits, Nahwu, Ilmu-ilmu
Pasti, Mantik, Falak, Tarikh, Kedokteran dan Ilmu Alam.
3.
Kurikulum
Pendidikan Tinggi
Umumnya
perguruan tinggi itu terdiri dari dua jurusan, yaitu :
a.
Jurusan
Ilmu-ilmu agama dan Bahasa arab serta kesastraannya. Ibnu kholdun menamai ilmu
itu : ilmu Naqliyah
b.
Jurusan
ilmu-ilmu hikmah (filsafat). Ibnu Kholdun menamainya : Ilmu `Aqliyah.[3]
C.
Madrasah Pra Nidzhamiyyah
Menurut
stanton, madrasah yang pertama kali didirikan adalah Madrasah Wazir Nizhamiyah
pada 1064 M; madrasah ini dikenal dengan sebutan Madrasah Nizhamiyah. Namun
penelitian lebih akhir, misalnya, yang dilakukan oleh Richard Bulliet
mengungkapkan eksistensi madrasah-madrasah lebih tua berada di kawasan Nisyapur
Iran. Pada sekitar tahun 400 H/1009 M terdapat Madrasah Al-Baihaqiyah yang
didirikan oleh Abu Hasan 'Ali Al-Baihaqi (w. 414 H/1023 M). Bulliet bahkan
lebih jauh menyebutkan ada 39 madrasah di wilayah Persia yang berkembang dua
abad sebelum Madrasah Nizhamiyah. Yang tertua adalah Madrasah Niandahiya yang
didirikan Abi Ishaq Ibrahim ibn Mahmud di Nisyapur. Pendapat ini didukung Naji
Ma'ruf, yang menyatakan bahwa di Khurasan telah berkembang madrasah 165 tahun
sebelum kemunculan Madrasah Nizhamiyah. Selanjutnya Abdul Al-'Al mengemukakan,
pada masa Sultan Mahmud Ghaznawi Sa'idiyah (berkuasa 388-421 H/998-1030 M) juga
terdapat Madrasah Sa'idiyah.
Kurikulum
madrasah yang diajarkan di Nisyapur tersebut meliputi agama dan filsafat. Pada
masa periode ini telah muncul term ijazah. Ijazah pada waktu itu merupakan
sebuah lembaran kertas yang menunjukkan bahwa sang penerimanya diberikan
wewenang untuk mengajar apa yang dimaksud oleh ijazah tersebut. Namun, ijazah
ini mempunyai skop yang terbatas yang hanya diberikan seorang guru kepada
pelajar yang dianggap telah mampu menyebarkan ilmu pengetahuan yang diterimanya.
Sebelum
berdirinya madrasah nidzhamiyyah pada abad ke 5 H, dikalangan masyarakat islam
telah terdapat beberapa lembaga Pendidikan. Para ahli sejarah terutama yang
mengkhususkan penelitiannya pada sejarah
Pendidikan islam ia mencoba memberikan klarifikasi terhadap lembaga Pendidikan.
Bentuk-bentuk lembaga Pendidikan Islam tersebut diantaranya :
1.
Kuttab untuk belajar menulis dan membaca
2.
Pendidikan rendah di istana-istana
3.
Kedai-kedai saudagar buku
4.
Masjid
5.
Rumah-rumah para Ulama
6.
Perpustakaan
7.
Majlis Khusus ilmu Pengetahuan
8.
Al-Ribath (tempat orang Shufi untuk menjauhkan
diri dari kehidupan dunia)
9.
Al-Zawiyah[4]
II.
Madrasah Nidzamiyyah
A.
Sejarah Madrasah Nizhamiyyah
Dalam sjarah pendidikan Islam makna madrasah tersebut
memegang peranan penting sebagai Institusi belajar umat Islam selama
pertumbuhan dan perkembangannya.
Penjelmaan istilah madrasah sendiri secara definitif
baru muncul pada abad Ke-11, penjelmaan istilah “madrasah” merupakan
Tranformasi dari masjid ke madrasah ada beberapa teori yg berkembang seputar
proses transformasi tersebut antaralain: Georgi Makdisi (1981) menjelaskan
bahwa madrasah merupakan transformasi institusi pendidikan dari masjid ke
madrasah secara tidak langsung melalui tiga tahab; pertama: tahab
masjid, Kedua: tahab masjid-khan, ketiga: tahab madrasah. Sedang
menurut Ahmad Syalabi menjelaskan bahwa transformasi masjid ke madrasah terjadi
secara langsung, karna disebabkan oleh konsekuensi logis dari semakin ramainya
kegiatan yg dilaksanakan di masjid yg tidak hanya kegiatan ibadah mahdhah namun
juga pendidikan, politik dan sebagainya.[5]
Terkait dengan sejarah
munculnya madrasah pertama sekali, para pemerhati sejarah terjadi perbedaan
pendapat, menurut Ali al Jumbulati
(1994) mengatakan sebelum abad ke-10 telah berdiriMadrasah al baihaqiah di kota
Nisabur, yg didirikan oleh Abu Hasan al-Baihaqi (w.414H). menurut syalabi
(dalam Mehdi,2003) bahwa Nizham Al Muluk adalah orang yang sangat berjasa
kepada para sarjana syafiiyah dan para Teolog Asy’ariyah untuk mengembalikan
mereka ke Nisyapur untuk melanjutkan karir Ilmiahnya yg sebelumnya mengasingkan
diri ke Hijaz.
Pada pembahasan makalah ini akan menitik beratkan pada
studi madrasah Nizhamiyah yang dianggap oleh kalangan sejarah sebagai madrasah
pertama yang berdiri dalam artian bahwa madrasah Nizhamiyah merupak Pondasi
sekaligus Prototype dari kelanjutan pendidikan Islam saat ini. Madrasah
Nizhamiyah seperti disebut di awal didirikan oleh Nizham Al Muluk dgn nama
aslinya adalahAbu Ali al Hasan bin Ali binIshaq at Tusi, seorang perdana
menteri Dinasti salajikah pada masa sultan Alp-Arslan dan Sultan maliksyah pada
abad ke 5 / abad ke 11 M, dan diresmikan pada tahun 459 H/1067 M.[6]
Adapun latar belakang berdirinya Madrasah Nizhamiyah
yang paling mendasar dalam beberapa literatur sejarah peradaban Islam adalah
adanya perseteruan antara kelompok sunni Dinasti Saljuk dengan kelompok Syiah
Dinasti fatimiyah di Mesir, Dinasti Saljuq berkeyakinan bahwa Ideologi harus
dilawan dengan Ideologi, karenanya Institusi Madrasah merupakan alat atau senjata untuk melawan Syiah dengan
menanamkan doktrin2 sunni.
Menurut Mahmud Yunus, di antara motivasi pendirian
banyak madrasah di masa pengaruh Turki (Saljuk) adalah untuk mengambil hati
rakyat, mengharap pahala dan ampunan dari Allah, memelihara kehidupan
anak-anaknya dikemudian hari, memperkuat aliran keagamaan bagi sultan atau
pembesar. Motif-motif ini, terutama motif politik dan motif doktrin keagamaan
tampak dominan pada Madrasah Nizamiyah. Keterangan yang mendukung hal tersebut
adalah sebagai beriku:Diakui bahwa penaklukan Bani Saljuk terhadap Dinasti
Buwaihi di Irak dan masuknya mereka ke kota Baghdad pada tanggal 25 Muharram
447H, merupakan kemenangan Ahlussunnah terhadap Syi'ah. Penguasa Saljuk-mereka
merupakan pengikut fanatik Sunni-menginginkan akidah mereka tertanam kuat dan
terkikisnya paham-paham Syi'ah. Hal itu akan dapat terealisasikan dengan jalan
penyebaran ilmu, untuk itu mereka mendirikan madrasah
B.
Faktor-faktor Berdirinya Madrasah Nidzhomiyyah
Segala sesuatu yang ada atau muncul pasti tidak lepas
pada adanya faktor yang mendorong atau menyebabkan sesuatu itu berdiri.
Berdirinya Madrasah Nizhamiyah juga karena adanya faktor-faktor yang mendorong, adapun faktor yang mendorong
tersebut diantaranya yaitu:
1. Pada saat itu merupakan zaman yang suram dari pendidikan, oleh karena itu
didirikanlah madarasah oleh Nizham al Mulk agar para penuntut ilmu tetap dapat
menimba ilmu dengan lancar.
2. Pada ajaran syiah telah tersebar luas, maka didirikanlah
madrasah Nizhmiyah untuk menentang ajaran syiah dan menyebarkan pemikiran sunni
3. sesuai dengan kebutuhan masyarakat umumnya dalam rangka
hidup dan kehidupan yang sesuai dengan ajaran dan keyakinan mereka. Maka
didirikanlah Madrasah ini untuk memfokuskan pada ajaran fiqh guna memenuhi
kebutuhan spiritual mereka.
C.
Kurikulum dan
Materi di Madrasah Nizhamiyah
Kurikulum yang digunakan di Madrasah Nizhamiyah
terdapat perimbangan yang proporsional antara disiplin ilmu keagamaan (tafsir,
hadis, fikih, kalam, dan lainnya) dan disiplin ilmu “aqliyah” (filsafat,
logika, matematika, kedokteran, dan lainnya.[7]
Rencana dan pengajaran di Madarasah Nizhamiyah tidak ditemui dengan tegas,
menurut Mahmud Yunus rencana pengajarannya adalah ilmu-ilmu syari’ah saja dan
tidak ada ilmu-ilmu hikmah (filsafat), ini terbukti sebagai berikut:
1.
Para ahli sejarah tidak seorangpun yang
mengatakan bahwa di antara mata pelajaran ada ilmu kedokteran, ilmu falak dan
ilmu-ilmu pasti, mereka hanya menyebut mata pelajaran nahwu, ilmu kalam,
dan fikih
2.
Guru-guru yang mengajar di Madrasah Nizhamiyah
adalah ulama-ulama syariah sehingga madrasah tersebut merupakan madrasah
syariah bukan madrasah filsafat.
3.
Pendiri Madrasah Nizhamiyah itu
bukanlah orang yang membela ilmu filsafat dan bukan pula orang-orang yang
membantu pembebasan filsafat
4.
Zaman berdirinya Madrasah Nizhamiyah bukanlah
zaman filsafat melainkan zaman menindas filsafat serta orang-orang filusuf.
Madrasah Nizhamiyah mempunyai tugas pokok
tersendiri yaitu mengajarkan fikih sejalan dengan satu atau lebih, dari mazhab
ahlisunah, dan juga menjadi tempat-tempat menarik pelajar untuk menggunakan
waktu mereka sepenuhnya dalam belajar. Hal ini terlihat hampir semua Madrasah
Nizhamiyah di Baghdad yang mencapai 30 buah semuanya melebihi keindahan istana.
Melalui Madrasah Nizhamiayh ini, penanaman ideology sunni yang dilakukan
Dinasti Saljuk berlagsung secara efektif, terutama untuk mempertahankan
stabilitas pemerintahan dari bahaya pemberontakan yang kerap muncul atas nama
aliran Islam tertentu yang berideologi berbeda dari dinasti saljuk.
Berdasarkan keterangan di atas, dapatlah
diketahui bahwa Madarasah Nizhamiayah tidak mengajarakan ilmu pengetahuan yang
bersifat duniawi, tetapi lebih terfokus
pada pelajaran ilmu agama terutama ilmu fikih. Madzhab fikih yang menonjol
adalah fikih Syafi’i dan teologi Asy’ariy keduanya secara aktif dipelajari dan
dialami. Walaupun yang menonjol adalah imam Syafi’i, tetapi madzhab yang lain
juga tetap dipelajari dengan adanya imam-imam khusus untuk masing-masing
madzhab dan khalifah membentuk kadi ahli masing-masing madzhab.
Rencana pengajaran atau kurikulum di Madarasah
Nizhamiyah secara rinci menurut Mahmud Yunus adalah al-qur’an (membaca,
menghafal, dan menulis) sastra Arab, sejarah Nabi SAW, fikih, ushul fiqih
dengan menitik beratkan madzhab Syafi’i dan system
Teology Asy’ariyah. Hamid Hasan Bilgrami berbeda pendapat dengan
Mahmud Yunus mengenai materi yang diberikan, dia menyatakan bahwa pengajaran
yang diberiakn di Madrasah Nizhamiyah juga mencakup ilmu bahasa tradisional,
fikih, kajian-kajian Islam, Ilmu hisab,
faraid, penelitian tanah, sejarah sastra, kesahatan cara memelihara binatang,
bercocok tanam, serta beberapa segi dari sejarah kealaman.[8]
D.
Tokoh-tokoh
Madarash Nizhamiyah
Madrasah Nizhamiyah dianggap sebagai pusat
pengajian tinggi dan yang terbesar pada zamannya. Oleh karena itu, pelantikan
tenaga pengajarnya adalah dari kalangan ulama yang terkenal dan mempunyai pencapaian
yang tinggi dalam bidang pengetahuan.[9]
Masyhurnya Madrasah Nizhamiyah tidak terlepas dari peran guru yang mengajar,
mendidik dan membimbing para mahsiswa, yang akhirnaya menghasilakan
sarjana-sarjana yang berkedudukan di pemerintahan sebagai karyawan dan pegawai
Negara. Menurut makdisi, guru-guru yang diangkat tidak terlepas dari tujuan
didirikannya madrasah tersebut.
Guru-guru yang memberikan pelajaran di Madrasah
Nizhamiyah anatara lain yaitu:
1.
Abu Ishak al-Syirazi (w. 476 H=1083 M
2.
Abu Nashr al-Shabbagh (w. 447 H= 1084 M)
3.
Abu Qosim al-A’lawi (w. 482 H=1089 M)
4.
Abu Abdullah al-Thabari (w.
495=1101 M)
5.
Abu Hamid al-Ghazali (w. 505=1111 M)
6.
Radliyud Din al-Qazawaini (575 H=1179 M)
7.
Al-Firuzabadi (w.817 H= 1414 M)
Riwayat guru pertama di Madrasah Nizhamiyah,
Syekh Abu Ishak as-Syirazi pada mulanya menolak mengajar di Madrasah Nizhamiyah
karena beliau berjumpa dengan seorang yang berkata kepadanya “mengapa tuan
mengajar di tempat yang dirampas (haram)?” akhirnaya keenggananya itu diganti
oleh ‘Abu Nashr as-Sabagh, dan Abu –Ishak
sendiri hanya mengajar selama 20 hari.
Al-Ghazali
mulai mengajar di Nizhamiyah berawal dari turut sertanya beliau pada suatu hari
dalam perdebatan-perdebatatn ilmiah dengan ulama ulama yang terkemuka yang
dihadiri oleh Nizham al Mulk. dalam
perdebatan itu al-Ghazali ternyata dapat menundukan lawannya dan semua
yang hadir dapat membenarkan ucapannya. Oleh karena itu, ia diangkat Nizham al
Mulk sebagai Maha guru sekolah terkenal itu.[10]
Para pengajar ini lebih suka mengajar tanpa digaji, tetapi kesejahteraan hidup
mereka terjamin. Bagi para dosen, gagasan untuk menggaji guru pada masa itu
dipandang sebagai suatu gagasan yang terlalu maju.[11]
E.
Pengaruh Madrasah Nidzhamiyyah
Pendirian madrasah Nizhamiyah telah
memperkaya khasanah lembaga pendidikan di lingkungan masyarakat Islam, karena
sebelumnya masyarakat Islam hanya mengenal pendidikan tradisional yang
diselenggarakan di mesjid-mesjid dan dar al-kuttab.[12]
Madrasah ini telah banyak memberikan pengaruh terhadap masyarakat, baik di bidang
politik, ekonomi maupun bidang social keagamaan.
Nizham al-mulk sebagai pejabat pemerintah yang
memiliki andil besar dalam pendiri dan penyebaran madrasah, kedudukan dan
kepentingannya dalam pemerintahan merupakan sesuatu yang sangat menentukan.
Dalam batas ini madarash merupakan kebijakan religio politik penguasa.
Dalam bidang ekonomi madrasah Nizhamiyah memang
dimaksudkan untuk mempersiapkan pegawai pemerintah, khususnya dilapangan hukum
administrasi,
di samping sebagai lembaga untuk mengajarkan ilmu syariah dalam rangka
mengembangkan ajaran sunni.
Madrasah Nizhamiayah
diterima oleh masyarakat kerena sesuai dengan lingkungan dan keyakinannya dilihat
dari segi social keagamaan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor anatara
lain:
1.
Ajaran yang diberikan di Madrasah Nizhamiyah
adalah ajaran sunni, sesuai dengan ajaran yang dianut oleh sebagian besar
masyarakat pada saat itu
2.
Madrasah Nizhamiyah diajar oleh para ulama yang
terkemuka
3.
Madrasah ini memfokuskan pada ajaran fiqh yang
dianggap sesuai dengan kebutuhan
masyarakat umumnya dalam rangka hidup dan kehidupan yang sesuai dengan
ajaran dan keyakinan mereka.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Madrasah adalah lembaga pendidikan tingkat dasar menengah
yang mengajarkan ilmu agama dan ilmu lainnya dengan menggunakan system
klasikal. Madrasah Nizhamiyah adalah madrasah yang pertama kali
muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga pendidikan dasar
sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah. Madrasah ini didirikan
pada abad ke IV Hijriyah tepatnya tahun 457-459 H/1065-1067 M oleh Nizham
al-Muluk dari dinasti Saljuk. Tujuan didirikannya madrasah Nizhamiyah adalah
selain untuk beramal ibadah, juga untuk menanamkan paham teologi dan keagamaan
(Islam) yang dianut kaum sunni, serta mencegah masuknya paham syiah dan
lainnya.
Madarasah Nizhamiayah tidak mengajarakan ilmu pengetahuan
yang bersifat duniawi, tetapi lebih
terfokus pada pelajaran ilmu agama terutama ilmu fikih. Rencana pengajaran atau
kurikulum di Madarasah Nizhamiyah secara rinci menurut Mahmud Yunus adalah
al-qur’an (membaca, menghafal, dan menulis) sastra Arab, sejarah Nabi SAW,
fikih, ushul fiqih dengan menitik beratkan madzhab Syafi’i dan system Teology
Asy’ariyah. Hamid Hasan Bilgrami berbeda pendapat dengan Mahmud Yunus mengenai
materi yang diberikan, dia menyatakan bahwa pengajaran yang diberiakn di
Madrasah Nizhamiyah juga mencakup ilmu bahasa tradisional, fikih, kajian-kajian
Islam, Ilmu hisab, faraid, penelitian tanah, sejarah sastra, kesahatan cara
memelihara binatang, bercocok tanam, serta beberapa segi dari sejarah kealaman.
Tokoh-tokoh atau guru-guru yang mengajar di Madrasah
Nizhamiyah yaitu Abu Ishak al-Syirazi, Abu Nashr al-Shabbagh, Abu Qosim
al-A’lawi, Abu Abdullah al-Thabari, Abu Hamid al-Ghazali, Radliyud Din
al-Qazawaini, Al-Firuzabadi. Sedangkan ide-ide yang tertulis pada buku
referensi yang ditemukan hanya idenya al-Ghazali, yang mana beliau mengemukakan
tentang metode
asas mengajar, pendidikan
anak, dan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang
pendidik.
Madrasah
ini telah banyak
memberikan pengaruh terhadap masyarakat,
baik di bidang politik, ekonomi maupun bidang social keagamaan. Dalam batas ini madarash merupakan kebijakan religio politik penguasa.
Dalam bidang ekonomi madrasah Nizhamiyah memang dimaksudkan untuk mempersiapkan
pegawai pemerintah, khususnya dilapangan hukum administrasi, di samping sebagai
lembaga untuk mengajarkan ilmu syariah dalam rangka mengembangkan ajaran sunni.
B. Saran
Demikian makalah ini
penulis buat, semoga dapat
menambah pengetahuan mengenai
Sejarah Pendidikan Islam khususnya dalam menelaah kembali Sejarah dan
Perkembangan Madrasah Nizhamiyah. Penulis
menyadari bahwa makalah ini
pasti tidak luput dari
kesalahan maupun kekurangan,
untuk itu saran penulis agar mempelajari
kembali pada referensi
yang ada pada makalah maupun mencari
sumber lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rachman Shaleh, Madrasah
dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004)
Fatah Syukur, Sejarah
Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012)
Iwan Ridwan,
Sejarah Pendiidkan Islam, (Serang : UNTIRTA PRESS, 2015)
Mahmud Yunus,
Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1992)
Nurzamallail Marni dan Zulkiflee
Harun, Institusi Pengajian Syari’ah dan Sains (Malaysia: Universiti Teknologi
Malaysia, 2008)
Prof.Dr. Suwito
dkk. Sejarah sosial pendidikan Islam, kencana , Jakarta 2008
Samsul Nizar, Sejarah
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011)
WJS.
Poerwadarmninta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, 1990
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan
hati, izinkan penulis memanjatkan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT yang
senantiasa membukakan pikiran dan hati untuk terus berjuang dalam menegakakan
agama-Nya serta makalah yang membahas tentang Pertumbuhan Madrasah Pada
Periode Awal Sebelum Lahirnya Madrasah Nizhamiyah dan Madrasah Nizhamiyah dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam tak pernah putus kita
sampaikan kepada pimpinan sekaligus guru peradaban dunia Nabi Muhammad SAW yang
banyak memberikan keteladanan dalam berfikir dan bertindak.
Penulis mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak dan rekan-rekan yang membantu penulis dalam
memberikan masukan dan pendapat terhadap makalah ini.Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kepada
para pembaca dan para pakar di mohon saran dan kritikan yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah dan guna meningkatkan kualitas dari makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat dan bangsa.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
I.
Pertumbuhan Madrasah Pada Periode Awal Sebelum
Lahirnya Madrasah Nizhamiyah
A.
Latar
Belakang Berdirinya Madrasah
B.
Kurikulum
Pendidikan Islam Sebelum Berdirinya Madrasah
C.
Madrasah
Pra Nidzhamiyyah
III.
Madrasah Nidzamiyyah
A.
Sejarah
Madrasah Nizhamiyyah
B.
Faktor-faktor
Berdirinya Madrasah Nidzhomiyyah
C.
Kurikulum dan Materi di Madrasah Nizhamiyah
D.
Tokoh-tokoh Madarash Nizhamiyah
E.
Pengaruh
Madrasah Nidzhamiyyah
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
PERTUMBUHAN MADRASAH PADA PERIODE AWAL
SEBELUM LAHIRNYA MADRASAH NIZHAMIYAH
DAN MADRASAH NIDZAMIYYAH
MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Salahsatu Tugas Mandiri
Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Disusun oleh :
Mohammad Assabiq
(172011062)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2017
[1]
WJS.
Poerwadarmninta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, 1990, hlm. 618.
[2]
Iwan Ridwan, Sejarah Pendiidkan Islam, (Serang : UNTIRTA PRESS, 2015) 24
[3]
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1992), 55-57
[4]
Iwan Ridwan, Sejarah Pendiidkan Islam, (Serang : UNTIRTA PRESS, 2015), 31
[5]
Prof.Dr. Suwito dkk. Sejarah sosial pendidikan Islam, kencana , Jakarta
2008, Hal 214-215
[6]
Prof.Dr. Suwito dkk hal. 216
[7]
Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 72.
[8]
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.
160-162.
[9]
Nurzamallail Marni dan Zulkiflee Harun, Institusi Pengajian Syari’ah dan Sains (Malaysia:
Universiti Teknologi Malaysia, 2008), hlm. 55.
[10]
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.
163-164.
[11]
Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 72.
[12]
Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 11-12.
[13]
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 167-168.